Permasalahan lingkungan telah terjadi sejak lama, dan baru disadari pada tahun 1972. Permasalahan lingkungan yang mendasari pemikiran manusia untuk mulai menata pengelolaan lingkungan diantaranya adalah pencemaran, menurunnya kualitas lingkungan, dan adanya indikasi kerusakan lingkungan akibat manusia yang pada akhirnya berdampak negatif pada daya dukung lingkungan itu sendiri. Aktivitas manusia sering menimbulkan hasil buangan (sampah dan limbah), biasanya dibuang begitu saja ke lingkungan, baik lingkungan darat, air dan udara. Ketika hasil buangan tersebut melebihi ambang batas atau kemampuan lingkungan untuk menerima hasil buangan tersebut, pencemaran lingkungan (perairan, udara dan darat) pasti akan terjadi.
Pencemaran sebagai akibat dari aktivitas manusia yang tidak disertai dengan aktivitas bijak untuk memberikan dampak negatif lingkungan, pada akhirnya memberikan dampak negatif pada manusia. Dampak negatif tersebut diantaranya gangguan kesehatan karena polusi atau pencemaran udara, menurunnya kualitas perairan yang berdampak pada menurunnya usaha budidaya perikanan, dan dampak negatif lainnya. Salah satu kejadian nyata dari dampak pencemaran logam berat dari industri yang berada di sekitar Teluk Mina Mata di Jepang adalah munculnya penyakit Itai-itai (baca selengkapnya di sini dan/atau di sini). Mengacu pada kejadian tersebut, sangatlah nyata bagaimana aktivitas manusia berdampak negatif pada dirinya sendiri apabila hasil sisa aktivitasnya tidak dikelola dan langsung di buang ke lingkungan perairan.
Pemikiran selanjutnya adalah kenapa sampai terjadi sisa buangan sebagaimana kasus Minamata (logam berat dengan jenis merkuri), dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu mengingat bahwa kehidupan di planet yang dinamakan bumi adalah satu sistem yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Kehidupan saling mempengaruhi dan dipengaruhi tersebut disepakati bersama dinamakan ekosistem dalam ekologi. Lebih lanjut kita sudah mengenal dalam ekosistem terdapat dua komponen yang saling berinteraksi, yaitu abiotik dan biotik. Interaksi antar dan inter komponen, salah satunya terlihat dari jaring-jaring makanan dan rantai-rantai makanan.
Berangkat dari landasan teori tersebut maka, kasus Minamata dapat dijelaskan dengan sederhana sebagai berikut:
- Industri atau usaha yang ada di Teluk Minamata mengeluarkan sisa aktivitas industri berbentuk merkuri,
- Merkuri dikenal sebagai salah satu dari bahan beracun berbahaya,
- Merkuri sebagai limbah industri, pada saat itu (sebelum muncul penyakit Minamata) dibuang langsung ke perairan Teluk Minamata, dan secara langsung masuk di tubuh ikan dan biota akuatik lainnya,
- Dibuangnya limbah mengandung merkuri ke perairan mengakibatkan adanya paparan merkuri pada air dan tanah,
- Ikan yang telah terpapar oleh merkuri, selanjutnya dikonsumsi oleh masyarakat di sekitar Teluk Minamata. Dengan demikian, proses ini menjadikan merkuri pindah dari lingkungan perairan ke tubuh ikan dan selanjutnya ke tubuh manusia,
- Merkuri yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan yang terpapar merkuri, mengakibatkan adanya tibunan merkuri dalam tubuh manusia, dan selanjutnya menyebabkan keracunan dan perubahan struktur genetik pada waktu yang lama.
Dengan demikian, merkuri telah nyata menimbukan dampak negatif terpapar merkuri pada tubuh manusia, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masih banyak permasalahan lingkungan lainnya selain pencemaran sebagaimana disajikan sebagai berikut:
- Pencemaran udara dan dampaknya bagi lingkungan hidup (baca di sini)
- Dampak kerusakan lingkungan terhadap kehidupan (baca di sini)
- Dampak kerusakan hutan pada kehidupan sosial manusia (baca di sini)
- Dampak kerusakan mangrove pada kehidupan pesisir lainnya (baca di sini)
Permasalahan lingkungan selanjutnya menjadi satu semangat bersama untuk meakukan upaya pengelolaan (perbaikan kualitas lingkungan dan pengelolaan lingkungan). Mengacu pada pemikiran tersebut, perwakilan masyarakat dunia merasa perlu untuk melakukan pertemuan untuk membahas dan menyepakati rencana aksi pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Guna merealisasikan ide tersebut, maka Persatuan Bangsa-Bangsa melakukan konfrensi tentang lingkungan manusia yang diselenggarakan di Swedia, 5-16 Juni 1972. Untuk selanjutnya, konfrensi ini dikenal dengan nama Konfrensi Stockholm. Materi Permasalahan Lingkungan Sebagai Awal Inisiasi Amdal dapat di unduh di sini.
Apa yang selanjutnya dihasilkan dari konfrensi tersebut dan apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan hasil konfrensi untuk pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dan lestari? Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan Anda mengunjungi materi berikutnya tentang Pembangunan Berkelanjutan dan Awal Pelaksanaan AMDAL di Indonesia.
Guna merangkum diskusi kita pada lembaran ini, Apabila Anda Mahasiswa Politeknik Pertanian negeri Kupang yang sedang mengambil mata kuliah Dasar-dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka Anda disilahkan untuk mengisi Quis yang tertera pada link ini (silahkan aktifkan link dan isilah lembaran yang disediakan dengan durasi waktu sebagaimana telah disepakati bersama).
Salmt siang bu
BalasHapusSaya sebagian sja yg dibaca bu🙏🙏
Slmt sore Ibu
BalasHapussya sudah membaca linknya Bu🙏🙏🙏🙏